- Back to Home »
- CELEBRITY : BIG BROTHER
Posted by : Unknown
30 Maret 2015
BIG BROTHER CELEBRITY
OLEH :
Lalu Aditya Rachmat Ghiffari
(125120207121009)
I.IK.6
ILMUKOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
Why did the event
happen? What was the cause triggering the event?
Berawal dari complaint masyarakat terhadap ofcom terkait dengan acara
mereka yang menyinggung ras tertentu dalam hal ini india. Dalam acara tersebut
Shilpa Shetty mendapatkan gelar “The Indian” karena ia kesulitan dalam menyebut
namanya. Sehingga pihak ofcom mendapatkan komplain pada episode berikutnya
sebanyak 200 komplain. Disini sudah muncul potensi – potensi krisis. Sehingga
complain yang tadinya hanya berjumlah 200 komplain menjadi membengkak sebesar
8000 komplain. Dalam hal ini dapat di analisis jika publik bersifat aktif
terlebih publik yang merasa dirugikan oleh acara tersebut. Jika tidak cepat
diredam maka komlain akan semakin meluas. Jika diurutkan kedalam tahapan isu
maka dapat di analisis :
·
Tahap pra krisis (pre-crisis)
Tahap pra krisis
terjadi ketika situasi serius mulai muncul dan organisasi menyadarinya. Pada
tahap ini, anggota organisasi baik karyawan maupun pimpinan manajemen telah
mengetahui tanda-tanda akan terjadinya krisis. Pada tahap ini, seseorang atau kelompok
mengekspresikan perhatiannya pada isu dan memberikan opini. Di tahap ini,
dimungkinkan mereka melakukan tindakan-tindakan tertentu berkaitan dengan isu
yang dianggap penting. Tanda – tanda atau
potensi terjadinya krisis sebenarnya telah diketahui oleh pihak acara big
brother ataupun ofcom. Namun
masih tidak digubris sehingga efek darinya terjadi krisis. Yaitu pihak
tersangka mendapatkan 8000 komplain dari publik tentang masalah rasis.
·
Tahap krisis (acute
crisis)
Tahap krisis (acute
crisis) terjadi ketika situasi tidak dapat dimanajemen dengan baik
oleh organisasi sehingga situasi tersebut menyebar luas ke luar organisasi. Krisis
pun terjadi ditandai dengan pihak channel 4 yang dinilai rasis oleh masyarakat
internal UK. Kini merembet bahkan sampai India sehingga perundingan diplomatik
harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Dengan Pemerintah sebagai perantara
bagi kedua Negara. Citra dan reputasi dari channel 4 pun menurun. Krisis
semakin meningkat pula menjadi 20.000 komplain karena dari pihak Big Brother
menyangkal bahwa acara tersebut berbau rasis. Chairman dari channel 4 yaitu
Luke Johnson juga menolak undangan dalam membela eksistensi dari acara ini. Pada
saat ini channel 4 terancam tutup karena menimbulkan terlalu banyak masalah.
·
Tahap pascakrisis
(post-crisis)
Terjadi ketika krisis
sudah terakumulasi dan organisasi berupaya mempertahankan citranya. Pada masa
ini organisasi berupaya untuk memperbaiki segala akibat yang ditimbulkan
krisis (recovery). Pada akhirnya channel 4 dan Endemol memilih meminta maaf kepada public
atas acara yang bersifat merugikan. Channel 4 pun dituntut untuk mematuhi
fungsi dan prinsip dari media. Sehingga Channel 4 me re-brand kembali dengan
menciptakan acara atau program baru yang tidak menandung SARA dan RASIS. Pihak
channel 4 pun mengatakan bahwa kejadian seperti ini tidak akan diulang kembali.
Dapat dianalisis bahwa penyebab utama dari munculnya
Krisis ini adalah terjadinya gaya entertaint atau perbedaan budaya antara UK
dengan India yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman. Dalam hal ini dari
pihak acara yang bermaksud untuk mengentertaint dengan lawakan “The Indian”
terhadap Shilpa Shetty malah dianggap menjadi bahan celaan dan rasis. Sehingga
terjadi krisis yang disebabkan oleh kedua belah pihak. Perlu adanya perundingan
terhadap kedua belah pihak, seperti diplomasi yang dilakukan oleh pemerintahan
India. Dan tentunya pihak dari Big Brother harus meminta maaf kepada pihak yang
dirugikan.
Explain the case by making issue lifecycle
Apabila di analisis berdasarkan issue lifecycle maka kasus ini dapat
dikategorikan. Menurut Kriyantono (2012) terdapat 4 tahap yaitu tahap origin,
mediation, organization, dan resolution.
·
Tahap Origin
Pada tahap ini,
seseorang atau sekelompok orang mengekspresikan perhatiannya pada isu dan memberikan opini. Ditandai
dengan complain yang diterima oleh channel 4. Berawal sebanyak 200 hingga
semakin merembet menjadi 8000 komplain. Ini mengartikan public yang
mengekspresikan perhatian dan isu nya terkait dengan isu rasis yang diciptakan
oleh channel 4.
·
Tahap Mediation
Di tahap ini isu sudah mempunyai dukungan
publik, yaitu ada kelompok yang lain saling mendukung dan memberi perhatian.
Ditandai dengan parahnya kasus ini hingga India pun ikut turun tangan dalam
menyikapi. Perundingan diplomatic pun tidak dapat dihindari. Terjadinya
perundingan ini pun dikarenakan efek dari gerakan publik. Yang artinya publik
memiliki relasi satu sama lain dalam menyikapi kasus ini.
·
Tahap Organization
Pada tahap ini publik sudah mulai
mengorganisasikan diri dan membentuk jaringan-jaringan. Current stage :
isu berkembang menjadi lebih populer karena media massa memberitakannya
berulang kali dan berbagai interaksi di media sosial dan jaringan. Critical
stage : publik mulai terbagi dalam dua kelompok setuju dan menentang.
Current Stage : Ditandai dengan Hindustrian
Times yang ada di India men Highlight tentang permasalah rasis yang terjadi di
UK. Dan juga berbagai media yang terus memberitakan kasus ini secara continue.
Sehingga tersebar isu tentang budaya yang salah yang dianut oleh UK yaitu
menjadikan tema rasis sebagai bahan lelucon. Ditambah lagi dengan pernyataan
yang tumbuh bahwa Channel 4 telah sengaja melakukan hal tersebut demi
kepentingan perusahaan atau dari segi finansial dengan rating yang semakin
tinggi.
·
Tahap
Resolution
Pada dasarnya organisasi dapat mengatasi
isu dengan baik dan
pemberitaan media mulai menurun. Ditandai saat pihak ofcom memberi ketetapan
bersalah pada pihak Channel 4 karena atas tindakan yang dilakukan serta
melenceng dari fungsi media itu sendiri. Pihak Channel 4 dan big brother
memilih untuk meminta maaf atas apa yang mereka lakukan dan mereka akan
melakukan brand ulang tentang channel 4. Seperti membuat kebijakan baru dan akan
bertanggung jawab atas segala scenario yang terjadi saat acara tersebut berlangsung. Setelah
melakukan rebrand ulang dan meminta maaf kepada Shetty. Pihak Channel 4 tidak
menayangkan atau tidak melanjutkan kembali tentang acara Big Brother.
What did the company
do/respond with the event? Based on the outcome, was it proper respond?
Tentunya pihak Channel 4 yang berpendapat bahwa acara mereka sudah memang
standart dari acara tersebut sehingga mereka tidak merasa melakukan sesuatu
yang bersifat negative. Namun dengan bukti yang banyak serta pihak Channel 4
yang terus – terusan mendapatkan complain sehari – harinya lebih meminta maaf
kepada pihak yang dirugikan. Dan memilih untuk membranding ulang.
Apabila dianalisis berdasarkan pernyataan diatas. Seharusnya pihak
Channel 4 menyikapi tentang terjadinya 200 komplain yang berasal dari publik.
Walaupun hanya 200 orang, namun itu nominal yang sudah bisa dibilang cukup
tinggi yang apaibla dibiarkan akan menimbulkan krisis. Dalam menanggapi hal
ini, Chairman dari Channel 4 seharusnya mengadakan pers conference terkait
dengan membahas masalah ini. Kasus seperti ini lebih cepat menyebar jikda tidak
dicegah terlebih dahulu. Kurangnya penerapan Worst Case Scenario (WCS) yang
diterapkan oleh Channel 4. Sehingga apabila berhadapan dengan krisis maka
perusahan tersebut mendapatkan dua sisi negative dan positif.
Negatif yang berupa saat pihak Channel 4 tidak mau meminta maaf kepada
korban. Efek yang dapat dilihat adalah krisis yang semakin menyebar dan
turunnya reputasi dan image dari Channel 4. Dilain hal yaitu sisi positifnya,
Image dari Channel 4 akan naik kembali tergantung dari recovery yang mereka
lakukan. Jika pihak Channel 4 berhasil dalam recovery yang meliputi brand ulang
dan permohonan maaf maka publik akan menghargai dari pihak Channel 4 sendiri.
Tentunya kesmpulan dari keseluruhan adalah sebaik apapun perusahaan tersebut,
harus diterapkan Worst Case Scenario sehingga perusahaan sebelumnya memilki
persiapan dalam menghadapi potensi krisis yang akan datang.
Daftar Pustaka ;
Kriyantono, R. (2012). Public Relations
& Crisis Management. Pendekatan Critical Public Relations, Etnografi &
Kualitatif. Jakarta : Kencana.