- Back to Home »
- THE TYLANOL TALE
Posted by : Unknown
23 Maret 2015
CASE
STUDY: THE TYLENOL TALE
OLEH :
Lalu Aditya Rachmat Ghiffari
(125120207121009)
I.IK.6
ILMUKOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
Why did the event happen? What was the cause triggering the
event?
Dari hasil kasus studi yang telah dipelajari dan di pahami. Dapat
dianalisis terjadinya krisis yang amat fatal. Karena krisis dari perusahaan Johnson
& Johnson ini telah memakan banyak korban dan korban itu pun datang dari
publik sendiri. Berawal dari kinerja perusahaan yang mencampur racun kedalam
Tylenol (Produk dari Johnson & Johnson) yang mengandung asam sianida yang bersifat
sangat mematikan jika dikonsumsi. Sehingga efek dari terjadinya distribusi obat
Tylenol yang mengandung racun tadi, menyebabkan 250 kematian yand diduga
penyebabnya adalah obat tersebut. Namun pihak media memberitakan 2500 lebih
dari korban jiwa yang penyebabnya adalah Tylenol itu sendiri. Dari penjabaran
ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya krisis yang bersifat internal namun berdampak
kepada masyarakat sehingga bersifat Internal. Isu ini berdampak kepada
perusahaan Johnson & Johnson karena dianggap lalai dalam memanjemen kinerja
dari karyawannya sehingga berdampak kepada masyarakat sendiri.
Menurut Kriyantono (2012)
terdapat tiga tahapan isu, yaitu pra krisis, krisis, dan pasca krisis. Yang
dapat dikaitkan oleh kasus ini.
1.
Tahap Pra – Krisis
Tahap pra krisis terjadi ketika situasi serius mulai
muncul dan organisasi menyadarinya. Pada tahap ini, anggota organisasi baik
karyawan maupun pimpinan manajemen telah mengetahui tanda-tanda akan terjadinya
krisis. Pada tahap ini, seseorang atau
kelompok mengekspresikan perhatiannya pada isu dan memberikan opini. Di tahap
ini, dimungkinkan mereka melakukan tindakan-tindakan tertentu berkaitan dengan
isu yang dianggap penting. Mungkin pada
kasus ini, tidak ditandai oleh pra krisis, karena dari pihak perusahaan tidak
menyadari akan terjadinya krisis ini. Ketika di analisis kembali, terdapat data
yang mengatakan awal dari kematian adalah tiga korban, sehingga media pun
disini pun meliput dan ternyata mengabarkan terdapat lebih dari 2500 orang yang
menjadi korban produk Tylenol ini.
2.
Tahap krisis (acute crisis) terjadi ketika situasi tidak dapat
dimanajemen dengan baik oleh organisasi sehingga situasi tersebut menyebar luas
ke luar organisasi. Krisis terjadi di eksternal perusahaan Johnson & Johnson
dan lebih dahulu diketahui oleh media. Sama seperti tahap Pra Krisis
tadi, disini media yang lebih dulu mengambil alih opini publik dengan
memberitakan kasus kematian tersebut.
3.
Pasca Krisis Terjadi
ketika krisis sudah terakumulasi dan organisasi berupaya mempertahankan
citranya. Pada masa ini organisasi berupaya untuk memperbaiki segala akibat
yang ditimbulkan krisis (recovery). Menanggapi dari krisis yang terjadi, perusahaan Johnson
& Johnson tidak hanya diam dan menunggu citra dan reputasinya yang semakin
turun. Mereka melakukan percobaan dengan menguji coba 8 juta capsule dan
menemukan sekitar 75 capsule yang mengandung racun. Dan menurut media
menghabiskan dana sebesar setengah juta dolar untuk menginformasi kepada
seluruh dokter, rumah sakit, dan pihak distributor lainnya. Pihak media Wall
Street Journal juga menulis opini tentang perusahaan Johnson & Johnson
bahwa mereka lebih baik kehilangan dana besar daripada harus menyaksikan korban
yang terus bermunculan. Dan juga dari media mendapat konfirmasi dari pihak Johnson
& Johnson bahwa orang gila yang mencampurkan racun tersebut telah diamankan
dan ditangkap oleh pihak yang berwajib.
Explain the case by making issue lifecycle
Menurut Kriyantono
(2012) terdapat issue lifecycle yang menandai dari krisis yang terjadi. Dalam
hal ini dikaitkan dengan kasus Johnson & Johnson.
1. Tahap origin.
Pada tahap ini, seseorang atau
sekelompok orang mengekspresikan perhatiannya pada isu dan memberikan opini.
Dalam hal ini, semua berawal dari tiga korban yang merupakan korban dari produk
Tylenol yang mereka konsumsi. Pihak media secara tanggap dan langsung
diberitakan. Sehingga menjadi pusat perhatian bagi masyarakat dan membentuk
opini publik.
2. Tahap mediation dan amplifying.
Di tahap ini isu sudah mempunyai dukungan publik, yaitu ada kelompok
yang lain saling mendukung dan memberi perhatian. Dapat dianalisis saat perusahaan Johnson &
Johnson ini berhasil mengatasi kasus ini dengan melakukan uij coba terhadap 8
juta kapsul dan berhasil menangkap pelaku dari kasus ini sehingga media memberitakan
ulang kembali pada publik tentang usaha dari Johnson & Johnson. Sehingga
muncul opini publik baru terhadap Johnson & Johnson.
3. Tahap
Organization.
Pada tahap ini publik sudah mulai mengorganisasikan diri dan membentuk
jaringan-jaringan. Current stage : isu berkembang menjadi lebih populer karena
media massa memberitakannya berulang kali dan berbagai interaksi di media
sosial dan jaringan. Critical stage : publik mulai terbagi dalam dua kelompok
setuju dan menentang. Dalam
kasus ini mungkin tidak ditemui Critcal Stage. Namun Current Stage ditandai
dengan media yang bersifat pro terhadap Johnson & Johnson. Dalam kasus ini
media berhasil menaik kan reputasi dari Johnson & Johnson dari berita yang
bersifat positif, yaitu usaha – usaha yang telah dilakukan Johnson &
Johnson dan telah memenangkan Silver Anvil Award karena mampu menangani krisis yang
bersifat fatal.
4. Tahap
Resolution
Pada dasarnya organisasi dapat mengatasi isu dengan baik dan pemberitaan media mulai menurun. Johnson & Johnson pun mendapatkan
image dan reputasi mereka kembali meskipun harus rela merombak ulang produk mereka
dan menghabiskan dana sekitar setengah juta dolar. Johnson & Johnson mampu
melihat peluang pasar mereka, sehingga mereka melakukan perombakan ulang dari
produk dan juga kemasan dari produk tersebut. Sehingga mereka berhasil
mendapatkan 70% dari sepertiga saham mereka dalam
pasar.
What did the company do/respond with the event? Based on the outcome,
was it proper respond?
Dari analisis yang telah dilakukan, tanggapan dari Johnson & Johnson
terhadap krisis yang mereka alami merupakan hal yang sepatutnya dilakukan oleh
tiap perusahaan yang menghadapi krisis yang bersifat sama. Poin – poin penting
yang dapat dilihat dari kasus ini atau cara penanggulangan krisis adalah :
·
Perusahaan dengan cepat menanggapi kematian yang
terjadi dikarenakan mengkonsumsi Tylenol yang tidak lain adalah produk mereka
sendiri. Mereka dengan cepat melakukan uji coba terhadap produk mereka dan lebih
memilih untuk kehilangan dana dan waktu dalam memberi informasi terhadap
seluruh instansi kesehatan di Amerika terkait dengan produk Tylanol ini.
Dapat dilihat
perusahaan ini telah merencanakan jika akan ada krisis yang akan datang.
Sehingga ketika krisis tersebut mulai tampak, perusahaan ini telah siap dalam
menangani dengan mengambil tindakan cepat.
·
Perusahaan Johnson & Johnson mendapatkan
penghargaan Anvil
Award dari Public Relations Society of America karena penanganan krisis yang baik. Dan juga perusahan ini
mampu merecovery internal perusahaan mereka, ditandai dengan mereka berhasil
membalikan 70 % dari sepertiga saham mereka di dunia pasar. Meskipun masih ada
masyarakat yang paranoid terhadap produk ini.
Analisis dari fakta
diatas adalah, secara umum perusahaan ini mampu menghandle seluruh permasalahan
namun belum mampu mengobati opini publik yang masih mengambang yang menanggapi
produk ini. Diperlukan kerja dari seorang Public Relation yang mengadakan pers
terkait tentang produk Tylanol. Seharusnya perusahaan ini kembali meyakinkan
publik dengan menyajikan riset dan hasil perombakan ulang dari pihak Johnson
& Johnson. Sehingga penyakit paranoid publik dapat terobati dan penjualan
pun semakin maksimal.
Daftar Pustaka
Kriyantono,
R. (2012). Public
Relations & Crisis Management: Pendekatan Critical Public
Relations, Etnografi & Kualitatif. Jakarta: Kencana